PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MENGEMBANGKAN DAN MEMILIH BAHAN PEMBELAJARAN (PERTEMUAN KE-5)
A. MENGEMBANGKAN STRATEGI PEMBELAJARAN
Strategi Pembelajaran yang dipilih oleh seorang guru hendaknya didasari berbagai pertimbangan sesuai dengan situasi, kondisi dan lingkungan yang dihadapinya. Pemilihan strategi pembelajaran umumnya bertolak dari:
Strategi Pembelajaran yang dipilih oleh seorang guru hendaknya didasari berbagai pertimbangan sesuai dengan situasi, kondisi dan lingkungan yang dihadapinya. Pemilihan strategi pembelajaran umumnya bertolak dari:
a. Rumusan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
b. Analisis kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihasilkan
c. Jenis materi pembelajaran yang dikomunikasikan.
Pendapat para ahli tentang strategi pembelajaran :
Kozma dan Gofur bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
Gerlach dan Ely bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu. Yang meliputi sifat, lingkup, urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik.
Dick Carey bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan yang digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Gropper bahwa strategi pembelajaran merupakan pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin di capai.
B. MENGEMBANGKAN DAN MEMILIH BAHAN INTRUKSIONAL ATAU PEMBELAJARAN
Pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Definisi sebelumnya menyatakan bahwa seorang manusia dapat melihat perubahan terjadi tetapi tidak pembelajaran itu sendiri. Konsep tersebut adalah teoretis, dan dengan demikian tidak secara langsung dapat diamati.
Berdasarkan pada pengertian pembelajaran, maka diperlukan sekurang-kurangnya lima kriteria yang harus dipenuhi dalam model pembelajaran atau pengembangan pembelajaran yaitu: 1) mempunyai tujuan; 2) keserasian dengan tujuan; 3) sistematik; 4) mempunyai kegiatan evaluasi; dan 5) menyenangkan. Oleh karena itu, sistem pembelajaran dapat diibaratkan sebagai proses produksi yang terdiri dari bagian input-proses-output, yang saling terintegrasi.
Model dick and carey digolongkan sebagai model yang berorientasi pada dua hal, yaitu :
a. Pengetahuan, apabila model tersebut dipakai sebagai sumber informasi tentang
konsep-konsep,prinsip-prinsip perencenaan instruksional dan langkah –langkahya.
b. Hasil,dengan menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip perancangan yang
menghasilkan suatu bahan instruksional yang dapat dipakai belajar secara mandiri
tanpa bantuan guru. Disini pun evaluasi dilaksanakan berulangkali sampai dapat
diperoleh hasil yang memuaskan.
Seperti model-model pengembangan lainnya, disinipun dick dan carey menerapkan pendekatan sistem untuk perancang sistem instruksional dengan langkah langkah :
1. Penentuan tujuan instruksional (tujuan terminal) yang menyatakan apa yang dapat dilakukan oleh siswa setelah mengikuti program instruksional tersebut. Penentuan tujuan ini dapat bersumber dari penilaian kebutuhan tujuan-tujuan yang ada, atau pengalaman praktis dengan siswa yang mengalami kesulitan belajar,analisis suatu tugas, dan sebagainya. Berbeda dengan tujuan umum pada taksonomi bloom, disini tujuan terminal perlu dinyatakan dalam bentuk yang dapat dilihat dan diukur seperti yang dinyatakan oleh mager.hal ini untuk mempermudah keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan instruksional tersebut.
2. Setelah penenetuan tujuan terminal ialah menentukan macam belajar apa yang akan dipelajari siswa berdasarkan klasifikasi Gagne (lima macam belajar ). Untuk itu tujuan instraksional dipecah pecah menjadi ketrampilan-ketrapilan yang perlu dipelajari siswa dalam mencapai tujuan instruksional.
3. Identifikasi kemampuan awal siswa dan karakteristik siswa. Disini ialah menentukan ketrampilan ketrampilan apa yang telah dimiliki siswa agar dpt mengikuti program instruksional.serta karakteristik siswa secara umum dan gaya belajar siswa
4. Merumuskan tujuan instruksional khusus, tujuan-tujuan khusus ini harus relevan dengan ketrampilan ketrampilan yang telah di identivikasikan dalam analisis tugas. Patokan-patokan yang dipakai untuk mengukur keberhasilan pencapaian tujuan instruksional khusus ini dapat dikonsultasikan pada para ahli.
5. Pengembangan butir-butir tes berdasarkan acuan patokan, yang selanjutnya akan dipakai untuk mengukur sejauh mana siswa telah mencapai tujuan instruksional. Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan penampilan siswa dalam pengujian dengan patokan yang telah ditentukansebelumnya. Disini Dick dan carey menyatakan adanya empat macam tes yaitu :
a. Tes untuk mengukur kemampuan awal yang merupakan prasyarat bagi program instruksional tersebut.
b. Tes awal untuk mengukur sejauh mana siswa telah menguasai materi yang akan diajarkan
c. Tes selama siswa sedang didalam proses belajar untuk melihat apakah siswa dapat menangkap apa yang telah diajarka
d.Tes akhir untuk mengukur semua tujuan instruksional yang ada.
6.Pengembangan strategi instruksional yang akan memberikan kegiatan-kegiatan dan pengalaman belajar pada siswa. Disini diterapkan prinsip-prinsip belajar serta hasil-hasil penelitian di bidang psikologipendidikan serta teknoogi instruksional. Langkah ini terdiri dari empat macam langkah kegiatan, yaitu :
1)Aktifitas pre-instruksional yang mencakup cara menarik perhatian dan membangkitkan motivasi siswa, penyampaian tujuan pembelajaran pada peserta didik.
2)Presentasi informasi disini diberikan materi yang diurut berdasarkan analisis hirarki tugas (dari muda ke yang sulit)
3)Partisipasi siswa yang merupakan bagian terpenting dalam proses belajar disini perlu dipilih aktivitas-aktivitas untuk siswa yang relevan dengan tujuan instruksional yang harus dicapai siswa disini perlu dilakukan penguatan guna untuk keberhasilan dalam proses belajar.
4)Pengujian dilakukan aktifitas untuk menguji keberhasilan siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar.
5) Aktivitas lanjutan ini menyangkut pertanyaan pertanyaan apakah ada perlu remedial, langkah ini dilakuakan apabila ada umpan balik dari hasil uji coba dilapangan.
7.Perencanaan instruksional ini adalah pengembangan dan pemilihan bahan atau materi instruksional terdapat tiga kemungkinan :
a)Bahan dapat dipelajari secara individual tanpa bantuan guru
b)Bahan diberikan guru seluruhnya, sesuai dengan strategi yang telah dikembangkan
c)Guru memakai bermacam macam sumber, yang dapat dipelajari secara individual maupun tanpa bantuan guru.
c)Guru memakai bermacam macam sumber, yang dapat dipelajari secara individual maupun tanpa bantuan guru.
8.Mengadakan evaluasi vormative yang dapat dipakai untuk umpan ballik system yang dirancang sehingga dapat berfungsi secara lebih efetif dan efisien
9.Revisi system yang dilakukan berdasarkan umpan balik yang dilakkan berdasarkan umpan balik yang diperoleh selama evaluasi formatif disini terdapat dua macam revisi yaitu :
a.Perubaha dalam isi dalam substansi sehingga dapat lebih efektif
b.Perbahan prosedur
10.Evaluasi system sumatif yang dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan instruksional terminal. Disamping itu evaluasi sumatif dipakai juga untuk mengukur keefektifan system instruksional yang dirancang sendiri.
Kekuatan model ini terletak pada analisis tugaas secara terperinci serta penysunan tugas tugas tersebut serta tujuan instruksional khusus secara hirarkis. Dengan demikian telah diketahui dengan pasti langkah –langkah yang harus dilakukan oleh sisiwa untuk mencapai tujuan terminal system. Disamping itu ada ujian berulangkali menyebabkan hasil yang akan diperoleh system dapat diandalkan. Karena ujian ini dilakukan berulang kali inilah maka modeltersebut digolongkan kepada model yang berorientasi pada hasil.
Kekuatan model ini terletak pada analisis tugaas secara terperinci serta penysunan tugas tugas tersebut serta tujuan instruksional khusus secara hirarkis. Dengan demikian telah diketahui dengan pasti langkah –langkah yang harus dilakukan oleh sisiwa untuk mencapai tujuan terminal system. Disamping itu ada ujian berulangkali menyebabkan hasil yang akan diperoleh system dapat diandalkan. Karena ujian ini dilakukan berulang kali inilah maka modeltersebut digolongkan kepada model yang berorientasi pada hasil.
Bahan bacaan :
1. Hamzah, 2011, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM, Jakarta : Pena Grafik
2. Muhaimin, 2001, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya
3. Slameto, 1991, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester, Jakarta : Bumi Aksara
4. Sudijono Anas, 2009, Pengntar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers.
5. Sudjana Nana , 2004, Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
6. Rusman, 2011, Model-model Pembelajaran, Jakarta ; Raja Grafindo Persada.
8. M. Atwi Suparman, Desain Instruksional (Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2004).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar